Friday, August 14, 2015

Aliran Gaya Karya Seni Rupa

Karya seni lukis merupakan karya seni rupa dua dimensi yang diciptakan menggunakan media kertas berupa gambar kartun, karikatur, lukisan cat air, menggunakan media kain (sering disebut kanvas) berupa lukisan cat minyak atau lukisan akrilik, menggunakan papan (tripleks atau dupleks) berupa baliho, menggunakan kulit binatang berupa lukisan wayang kulit (pada manusia yaitu tato), menggunakan media logam berupa airbrush pada badan mobil dan pintu garasi, menggunakan media plastik berupa airbrush pada bodi sepeda motor, atau media tiga dimensi yang memiliki tekstur halus dan kasar seperti lukisan pada keramik, lukisan tugu, dan lukisan pada pagar rumah.
aliran seni rupa
aliran seni rupa
Teknik yang menunjang dalam berkarya seni lukis antara lain menggunakan arsir maupun nuansa dan gelap terang untuk karya hitam putih pada media kertas dengan alat pensil dan arang; plakat dan transparan pada media kain dengan alat cat air, cat akrilik, dan cat poster, serta gradasi atau perpindahan warna pada media logam dengan cat air, cat poster, cat akrilik, atau pada media kanvass dengan cat minyak.

Gagasan atau ide berkarya seni lukis dapat digali dari mengeksplorasi objek benda atau peristiwa dan aktivitas mahluk hidup beserta alam sekitarnya. Gagasan seni lukis bagi seniman dapat menghasilkan suatu gaya lukisan yang membedakan antara satu seniman dan seniman lainnya. Seni lukis memiliki beragam aliran yang semakin hari semakin berkembang. Beberapa aliran atau gaya seni lukis mancanegara yang dikembangkan dan disesuaikan oleh para seniman Indonesia, antara lain sebagai berikut.

Aliran Gaya Seni Rupa
1. Realisme
lukisan realisme
lukisan realisme
Realisme merupakan gaya atau aliran seni lukis yang dihasilkan dari penciptaan ide berkarya dalam menangkap objek kebendaan atau mahluk hidup serta aktivitasnya dengan merekam yang terlihat oleh mata seniman. Gagasan yang muncul dari melihat, menghayati, dan mencari detail objek menjadi dasar penciptaan karya. Mata seniman hanya hanya berfungsi sebagai alat perekam (kamera) yang kemudian diteruskan mengolah warna, tekstur dan keindahan menggunakan alat yang sesuai. Dalam hal ini emosi seniman tidak dapat dilibatkan secara utuh, gagasan seniman hanya digunakan untuk mendapatkan kemiripan hasil lukisan terhadap objek.

2. Naturalisme
lukisan naturalisme
lukisan naturalisme
Naturalisme hampir sama dengan realisme. Penangkapan objek oleh seniman menjadi dasar pengembangan ide berkarya dan berekspresi. Pada gaya ini seniman lebih menangkap keadaan alamiahdari suatu objek lukisan. Sebagai contoh warna daun yang biasanya hijau tua akan mendapat sedikit polesan dari tangan seniman menjadi hijau sedikit kekuningan atau hijau kehitam-hitaman. dengan gagasan mendapatkan efek suasana yang berbeda, warna putih yang tipis-tipis untuk menambah efek kabut di pagi hari. Pada gaya naturalisme kemiripan lukisan dengan objek gambar masih menjadi pedoman ide penciptaan meskipun emosi seniman telah dilibatkan.

3. Ekspresionisme
lukisan impresionisme
lukisan impresionisme
Pada ekspresionisme gagasan dari seorang seniman menjadi tumpuan dasar penciptaan objek. Salahsatu ciri pokok dari aliran ekspresionisme adalah emosi jiwa yang menggebu-gebu dalam jiwa seniman. Gagasan seniman biasanya dituangkan pada media lukis dengan tekanan-tekanan ujung kuas yang kuat, warna yang sesuai dengan kondisi keinginan seniman saat itu. Objek yang ditangkap kadang tidak mirip dengan karya seniman karena dalam proses pembuatannya kondisi perasaan seniman selalu berubah mengikuti jalan pikiran.

4. Impresionisme
lukisan impresionisme
lukisan impresionisme
Impresionisme merupakan gaya melukis dengan lebih menekankan pada efek cahaya yang mengenai objek lukisan. Dengan kata lain, aliran impresionisme berusaha menciptakan kesan dengan kontras warna untuk mengerahkan mata penikmat seni. Menikamati karya impresionisme harus diikuti dengan kepekaan rasa terhadap suasana-suasana yang ada pada alam. Kesan cahaya yang diakibatkan oleh sinar matahari, sinar bulan, atau sinar lampu adalah cara menggali dan mengadaptasi gagasan dalam diri seniman.

5. Surealisme
Surealisme mendapat perhatian besar bagi seniman yang senang mengungkapkan hal-hal yang tidak nyata dalam alam semesta. Imajinasi, mimpi, perspektif masa setelah kematian, dan figur atau tokoh alam khayal yang memiliki kekuatan besar menjadi sumber gagasan dalam mewujudkan karya surealisme. Jika kita analogikan, karya surealisme merupakan lukisan yang menggambarkan suasana animisme dan dinamisme. Seniman kadang berperan sebagai pencipta figur atau kondisi khayal baru yang berusaha memperkenalkan gagasan tersebut agar dapat diterima oleh orang lain atau khalayak umum.

lukisan abstrakisme
lukisan abstrakisme
6. Abstrakisme
Abstrakisme merupakan aliran seni lukis yang merupakan pengungkapan kondisi kejiwaan dan mental seniman pada saat dan kondisi yang diinginkan tanpa melihat wujud dan isi karya. Gagasan dalam gaya abstrakisme adalah luapan emosi yang menggunakan penekanan ujung kuas bervariatif, baik arah maupun warna goresannya. Ide yang muncul murni dari sudut pandang seniman terhadap kondisi dan suasana perasaan dengan nuansa warna dan arah goresan.

7. Romantisme
Ide penciptaan dalam romantisme adalah kejadian yang dramatis atau dahsyat. Objek yang dapat ditangkap mewakilkan suasana yang haru, damai, dan menarik simpati penikmat seni.

8. Dadaisme
Ide penciptaan dalam karya dadaime merupakan pemberontakan terhadap aliran-aliran seni lukis sebelumnya. Gagasan berkarya timbul sebagai akibat dari membebaskan diri dari hukum-hukum seni yang berlaku. Kebebasan berpikir seniman menjadi tujuan pencipataan karya.

9. Kubisme
Ide penciptaan karya dalam kubisme dari penyederhanaan bentuk-bentuk alam secara geometris atau berbentuk kubus. Objek alam kebendaan dan mahluk hidup diasumsikan ke dalam bentuk yang terkotak-kotak.

10. Futurisme
Tema tentang kesibukan manusia menjadi ide penciptaan karya futurisme. Gaya futurisme menggambarkan garis-garis dinamis yang penuh gerak.

11. Fauvisme
Fauvisme merupakan aliran yang menghargai ekspresi dalam menangkap suasana yang hendak dilukis. Harmoni warna tidak terpaut dengan kenyataan di alam justru akan lebih memperhatikan hubungan pribadi seniman dengan alam tersebut. Aliran ini menekankan pada penggunaan garis kontur yang tegas dan berusaha mengembalikan warna pada peranannya yang mutlak (tidak harus sesuai kenyataan). Dasarnya adalah kegemaran melukis apa saja tanpa memikirkan isi dan maknanya.

12. Pop Art
Pop art merupakan perkembangan seni yang dipengaruhi oleh transformasi budaya populer yang terjadi di masyarakat. Budaya materialisme dan komersial pada metropolis, seperti fotografi, film, model/desain, atau iklan tokoh idola, merupakan sumber inspirasi yang memotivasi gerakan ini. Pop art sering menggunakan media campuran dalam karyanya, misalnya lukisan dengan gaya foto, berbagai kombinasi antar lukisan, ukiran, atau patung kayu, logam, plastik, gibs, rongsokan, dan bahan lainnya.

13. Posmodern/Kontemporer
Pos modern kontemporer memberikan ruang gerak yang lebih luas tehadap tumbuhnya kebudayaan bangsa-bangsa yang bervariasi. Beberapa ciri posmodern antara lain memperjuangkan pluralisme gaya, sejarah, dan tradisi dihidupkan kembali, ornamen dan dekorasi dianggap penting, kontradiksi, dan tidak mengedepankan fungsi. Posmodern terlihat dari maraknya bangunan-bangunan aneh yang menggabungkan corak antara tradisional dan modern.

No comments:

Post a Comment